Minggu, 30 Oktober 2011

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian

Kepada kamu, Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta.
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak.
Aku benci deg-degan menunggu kamu online.
Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa.
Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar,

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku harus kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu.
Tapi, aku tak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekedar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali-lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bisa bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jauh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.




Kepada Cinta
Gagasmedia, 2009

Marcell – Peri Cintaku…

Ada yang gatau lagu ini? Iya awalnya aku juga nggak tau. Sampe aku denger ada orang nyanyi lagu ini di acara tv apaaa gitu. Biasa-biasa aja sih sebenernya. Terus aku denger lagi di radio. Anjrit. Bagus..... Tapi aku nggak berusaha nyari atau download, soalnya pas itu aku kelas 3 Smp. Kayanya.

Masuk Sma. Ketemu @inly_middy dan ternyata kita sama-sama suka lagunya. Ku kira dia punya kan di BBnya, teryata enggak. Akhirnya ngirim dari BBnya siapa gitu lupa. Dikirim ke hapenya dia dulu baru ke hapeku.
Sampe rumah…Aku dengerin terus, tak ulang-ulang sampe bosen. Dan ternyata lagunya itu baaagus bangettt. Dapet. Ngena. Huaaa!!

            “Aku untuk kamu, kamu untuk aku.
            Namun semua apa mungkin? IMAN KITA YANG BERBEDA.
          TUHAN MEMANG SATU, KITA YANG TAK SAMA.
            Haruskah aku lantas pergi? Meski cinta takkan bisa pergi...”

Cukup ya. Ini lagu galau abis.......

Belum lagi suaranya Marcell tu lho yaallah melting…
Kalo dikasih kesempatan nyanyi bareng someone, aku bakal bilang “aku pingin nyanyi sama Ma...rcell, bukan sama Ma...s nananina”. Meksa abis.

Mid Semester.

Laaama nggak ngeblog, kangen juga ya :3 Pingin cerita deh. 

Yak. Ujian pertama di sekolah baru. Dari tanggal 3 sampe 10 Oktober. Dari hari Senin sampe Senin lagi. Dan ini adalah hal yang sangat enggak biasa bagi aku. Dulu pas masih SMP misal ujian hari Senin, hari Jumatnya udah selesai. Hla sekarang?? Oke aku nggak akan mempermasalahkan itu terlalu lama, mungkin itu emang udah kaya gitu dari dulu. Yang aku permasalahkan, kenapa hasilnya gagal total????? Mari kita bahas satu per satu.


-hari pertama-
Matematika.
Yang masih jadi pertanyaanku sampe sekarang, KENAPA MATEMATIKA DIUJIKAN DI HARI PERTAMA DAN JAM PERTAMA?!?!?! Maaf capslock jebol. Bener deh, sampe sekarang aku masih heran sama yang ngatur jadwal. Kok gitu banget sih?? Iya oke deh kalo matematikanya gampang gitu nggak masalah. Tapi kemarin?!?!?! Sumpah itu soalnya gembel banget. Njijiki. Dan asal kalian tau aja, setelah hasilnya dibagi nilaiku itu nggak nyampe setengah. Sekelas yang nyampe setengah bisa di itung. Oh iya, yang nilainya di atas KKM sekelas cuma ada satu. Nggak percaya? Survey aja. Sekian.

Pendidikan Kewarganegaraan.
Gara-gara soal matematika yang teramat-sangat-super-giga-gembel, aku jadi agak nggak konsen sama PKn. Bener deh. Hafalanku buyar. Mood ngerjain ku turun. Badanku tak bertenaga. Pokoknya kita, nggak cuma aku aja, udah down banget.

Pendidikan Agama.
Nggak susah-susah banget. Padahal malemnya aku blassss nggak nyentuh agama. Tapi pas istirahat habis ngerjain PKn, aku sempetin baca soal tahun lalu. Dan ternyata banyak yang mirip. Syukur Alhamdulillah…


-hari kedua-
Biologi.
Fine ya. Soalnya sebenernya nggak susah-susah banget. Tapi membingungkan. Apalagi Bahasa Inggrisnya. Eh ternyata feeling “nggak susah-susah banget” itu cuma pas ngerjainnya tok. Setelah tau nilaiku…..asdfghjkl. Jelek banget. H3h3h3.

Bahasa Jawa.
Gampang. Beneran. Gara-garanya, soalnya mirip sama soal tahun lalu nek enggak aksel :p


-hari ketiga-
Fisika.
Gampaaaaanggg baaaaangeeeeettt. Sampe aku cuma silang indah. H4h4h4h4h4.

Sejarah.
Semua yang ada di modul keluar. Aku bahagia J

Penjaskes.
Dari semua mata pelajaran yang menggunakan teknik silang indah, penjaskes adalah yang paling parah. Stadium 3008 lah. Gimana enggak? Kalo mata pelajaran lain, aku silang indahnya masih ngira-ngira. Mana yang jawabannya lebih pantes. Kalo penjaskes?? Baca soalnya aja enggak…..wkwkwkwkwkkk.


-hari keempat-
Kimia.
Kata temen-temen, ini adalah soal paling laknat. Paling gembel. Paling njijiki. Dibanding matematika sama fisika. Entahlah… Semacam galau kok aku bilang yang paling ganas itu matematika ya… Terus fisika. Baru kimia. Dan ternyata bener, nilai kimiaku jauh lebih bagus ketimbang nilai fisika matematika.

Geografi.
WUIH, INI DIA NIH!!! Sepanjang aku ngerjain kimia, yang melayang-layang di otakku justru geografi. Bayangin!! Malemnya aku nggak nyentuh modul atau soal-soal geografi seupilpun!! Dan paginya, kakak kelas sampingku ngobrol gitu sama aku. Kurang lebih begini,
            “Ini midnya apa dek?”
            “Kimia mbak. Mbak?”
            “Matematika.”
            “Hya sama-sama parah mbak. Hahaha. Jam kedua apa?”
            “Iya e… Penjas. Kamu dek?”
            “Geografi mbak… Huhuhu…”
            “Eh. Kasian…”
            “Hah? Kenapa memang mbak??”
            “Dulu ya, bapaknya tuh kalo bikin soal jauh sama modul yang dia kasih.”
            “…..”
JLEB. Down-lah diriku…
Tapi ternyata soalnya mirip sama soal tahun lalu yang aku baca pas istirahat habis ngerjain kimia. Alhamdulillah ya Pak sesuatu banget….. Cuma tetep aja hasilnya mepet hampir tuntas -___-


-hari kelima-
Ekonomi/Akutansi.
Cuma bisa senyum-senyum dipelajaran ini. Konyol.

Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Hal yang mengejutkan, justru yang meleset jauh banget dari modul adalah TIK. Bukan goegrafi. Sekian.


-hari keenam-
Bahasa Inggris.
Entahlah… Mulai nggak niat MID setelah baca soal Bahasa Inggris…

Sosiologi.
Aku awur-awuran di mata pelajaran ini… *rebus baygon*


-hari ketujuh-
Bahasa Indonesia.
Susah! Bener deh. Perasaan sejak kelas 3 SMP, Bahasa Indonesia menjadi semakin susah. Aku sedih. Tambah sedih pas tau nilainya.

Bahasa Asing (Jerman).
Sudah, sudah… Sudah tidak sanggup berkomentar apa-apa tentang mata pelajaran yang diujikan paling akhir ini… Penutupan yang kejam…


Udah ya, segitu aja cerita indomieku. Salah. Cerita ujian pertamaku di sekolah baru. Dadah… *duduk di bawah pohon toge*