Jumat, 28 Maret 2014

17 ???

Hula.
Terakhir ngepost diblog tanggal 17 Februari 2012. Bro, 2012, bro. It’s two freakin’ years ago. Everything has changed now. Detik ini, saat aku lagi ngetik ini, adalah H-17 UN SMA. Kayanya baru kemarin aku bikin blog ini buat tugas uprak SMP but now aku udah hampir copot seragam. Bentar lagi aku bakal terlepas dari kewajiban nyetrika seragam tiap malem atau bangun kesiangan di pagi hari dengan panik karena semalem ketiduran dan belum nyetrika seragam. Seragam; hal yang membuat kita semua setara, dari kita umur 6 tahun. Bentar lagi bakal aku copot, bakal aku sumbangin. This is what I called how time flies so fast.
H-17 UN SMA, sangat berbeda dari H-17 UN SMP dulu. Dulu aku santay kaya di pantay coy, banget. Sekarang H-17 dan materi, fisik, maupun mental belum siap. God, why.
Tapi aku nggak mau ngeluh tentang UN di post ini. Well, mungkin ngeluh, tapi nggak tentang UN. Ya nyambung-nyambung dikit deh sama UN.
Okay.


I’m fallin’ in crush.


Wtf Lin norak banget sih harus gitu nulis diblog dan bla bla bla.

Harus. I just can’t think straight atm and I can’t rely on to Adis nor Jein nor Sofi nor Fani nor Nana nor Ajuk nor everyone that knows about me and him.

Kenapa nggak nulis di buku diary sih Lin atau di perahu kertas terus dihanyutin kek kan kamu seneng ngelakuin itu.

I don’t have a diary... and I don’t know why aku pingin seseorang (whoever he or she is) baca ini. Satu orang aja, entah dari belahan dunia mana, baca postku. Aku pingin dia tau. Aku pingin orang yang baca postku ini tau ada di titik mana aku sekarang.


Di titik kebingungan yang teramat sangat, di titik ketakutan, dan di titik tidak fokus di saat hari ini adalah H-17 UN.


Kok aku ngomongnya muter-muter sih?
Okay, I’m fallin’ in crush. Kenapa crush? Because they said “Crush is only lasts for 4 months. When that feeling is still there more than 4 months, you’re already in love” well detik ini aku yakin belum nyampe 4 bulan sejak aku menyadari ada dia di dunia ini. Jadi aku akan mengklasifikasikan diriku sedang have a crush on someone. You all know right that having a crush is not that good I mean it’s annoying for God’s sake I really hate this feeling I really hate this situation. Ngutip dari postinganku yang judulnya “Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian”. 

                    Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak.
                Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata.
                Aku benci harus dalam posisi seperti ini.
                Tapi, aku tak bisa menawar, ya?
                Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke seluruh tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah.
                Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur.
                Cukup begini saja.
                Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu..., tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
                Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”
                Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
                



Hari ini.
Seperti biasa aku pulang sore, seperti biasa motor terakhir di parkiran 69. Ngapain? Aku belajar di ruang agama, karena aku merasa lebih produktif disana. Aku merasa begitu sampe rumah aku ga bisa belajar (contohnya kaya detik ini bukannya belajar aku malah ngeblog. karena apa? karena kepikiran situ, sialan). Pas aku ambil motor di parkiran, aku ngeliat motormu masih disana. Wait, what? Why? Aku tadi mikir nggak ada alesan buatmu tetep di sekolah. Aku penasaran dan aku ngiterin ruangan demi ruangan (now you know having a crush is hard) yang sekiranya kamu sering nongki disitu. But you are nowhere. Aku udah nggak bisa nunggu kamu lagi, nggak kali ini. Padahal kejadian ini langka, but I just... can’t. Aku keluar sekolah, naik motor, dari luar gerbang, melihat motormu disana, okay should I? Should I wait for you so I can have a lil chat with you? I shouldn’t. But I will regret this I KNOW THAT OH MY GOD WHAT TO DO aku sms Jein. Told you I really can’t think straight atm so I texted Jein and she doesn’t text me back. Oh iya aku sms Jein di belakang sekolah, di luar, di deket arbag. Tau Jein ga bakal respond smsku, aku balik muterin sekolah lagi naik motor, dan motormu sudah hilang.

Kalau aja waktu itu aku nggak nyerah, aku nunggu bentar, aku mungkin bisa ketemu kamu. Tapi aku nyerah, dan bukannya sms Jein di dalem sekolah biar bisa ketemu tapi malah di luar dan begitu aku balik kau sudah pergi nak.

Yang ada dipikiranku saat itu, haruskah aku ke rumahnya? Aku tau jalan ke rumahnya, siapa tau aku beruntung bisa ketemu kau di jalan nak but I didn’t do that you know why? Mendung. Daerah rumahmu mendung banget sedang rumahku terang benderang. Ini lho yang aku bilang “Let the universe do the rest”. Aku nggak bisa ngapa-ngapain. Kita nggak bisa ngapa-ngapain. Aku mungkin udah berusaha tapi itu nggak cukup dan usahaku nggak direspon positif sama kamu nak. Kamu dah tau to aku dah nyerah jauh sebelum hari ini? 


Hari ini aku inget kamu lagi.

Hari ini, H-17 UN, aku inget kamu lagi.

Aku nggak bisa nyalahin kamu karena kamu nggak ngapa-ngapain walaupun aku pingin nyalahin kamu hanya karena kamu exist, hanya karena kamu ada, hanya karena kita ketemu, atau hanya karena mataku dengan mudahnya nangkep sosokmu dari kejauhan. Aku pingin nyalahin keadaan, but so what? Lalu apa yang bakal terjadi kalau aku nyalahin keadaan?

Dulu jaman aku belum sadar kehadiranmu, hari-hariku nggak seberat ini percaya deh ditambah ini tuh udah deket banget sama UN but but but argh why oh why oh why ooohh aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi soal ini aku udah nggak fokus argh f you tapi aku mendoakan kebaikanmu juga but f you but I actually can’t get mad on you aku cuma bisa mendem dan sekali lagi ini udah H-17 hus hus enyahlah!


Lin kamu nyesel pernah tau dia, pernah sadar akan dia?


I really want to say yes, but, no. “Thank you for all”, remember?

1 komentar:

  1. Lin.......... :)

    (Itu pas H-17 UN dan hari ini aku H-4 UAS. Situasi rupanya tak pernah jauh berbeda)

    What do you feel when you read this now? Wkwkwkw




    (Ceritane Adis barusan punya blog njuk pengen ngeksis sithik)

    BalasHapus